Thursday

ZOONOSIS DALAM RANTAI PANGAN

ZOONOSIS DALAM RANTAI PANGAN

Mata rantai produksi ternak mulai dari peternakan hingga kosumen, perlu perhatian untuk mendapatkan suatu bahan pangan asal ternak yang aman. Karena keamanan pangan asal ternak tidak hanya ditentukan pada saat panen saja, misalnya saat pemotongan hewan atau saat pemerahan susu, atau hanya saat pengolahan produk ternak menjadi pangan yang siap dipasarkan, seperti daging menjadi nugget, sosis atau baso. Dalam suatu industri pangan, apabila terjadi kegagalan atau ditemukan bahaya dalam produkyangdihasilkan, maka dampak yang ditimbulkan akan sangat luas. Selain kerugian ekonomi, karena harus menarik produk yang berbahaya dari pasaran atau produk tidak dapat dipasarkan, wabah atau penyakit yangditimbulkan juga akan tersebar dengan cepat dan cukup Was karena sistem distribusi dan transportasi yang makin baik (MURDIATI dan BAHRI, 2001).

Masyarakat konsumen semakin sadar bahwa tanggung jawab keamanan pangan tidak dapat seluruhnya diletakkan di atas pundak para koki/juru masak saja. Kasus cemaran dioksin dalam pakan ternak telah' menyebabkan ditariknya produk yang diduga tercemar dari seluruh negara di dunia, juga kasus BSE yang telah menyebabkan tidak diterimanya produk ternak dari negara yang diduga terjangkit BSE. Pemerintah Indonesia melarang impor produk ternak dan olahannya dari negara yang pernah terjangkit penyakit sapi gila. Produk olahan yang dilarang termasuk yang digunakan sebagai pakan ternak seperti halnya tepung tulang.

Peternakan
Peternakan atau kandang merupakan awal dari sistem penyediaan pangan asal ternak, manajemen atau tatalaksana peternakan akan menentukan kualitas termasuk keamanan dari produk ternak yang dihasilkan seperti susu, telur ataupun daging. Tatalaksana peternakan termasuk pengendalian dan penanganan penyakit, karena hampir tidak mungkin suatu peternakan harus betul-betul bebas dari penyakit, terutama peternakan di Indonesia. Dapat dikatakan bahwa peternakan di Indonesia masih rentan terhadap banyak penyakit termasuk penyakit zoonosis, sehingga program pengendalian penyakit menjadi sangat penting seperti halnya penerapan biosecurity pada saat wabah flu burung akhir-akhir ini (KoMPAS, 2005).

Sebagian besar bahaya biologi atau agen penyakit dapat dihilangkan dan pangan siap disantap cukup aman apabila penanganan dilakukan dengan benar. Sebaliknya, penanganan yang salah ada kalanya akan menjadikan jumlah agen penyakit berkembang dengan cepat. Dapat dikatakan, bahwa produk peternakan seperti susu dan daging merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba baik patogen maupun non patogen, sehingga fasilitas pendingin pada saat transportasi merupakan faktor yang sangat penting, disamping jarak dan waktu tempuh.

Sebaiknya peternak sebagai produsen bahan pangan asal ternak sadar bahwa mereka bertanggung jawab terhadap keamanan dari produk yang dihasilkan seperti daging, susu dan telur yang dihasilkan oleh peternakannya. Keamanan pangan di tingkat peternak akan mempunyai dampak terhadap keamanan di sepanjang rantai produksi hingga saat pemasaran produk peternakan di pasaran, sehingga keamanan pangan di tingkat peternak akan mempengaruhi nilai jual dari produk yang dihasilkan (PAYNE et aL, 1999; BASTIANELLI dan BAS,2002).

Peternakan merupakan tahap dimana dapat terjadi penularan zoonosis, penularan dapat terjadi melalui:

- manusia/personel kandang,
- ternak lain yang baru masuk, di sekitar peternakan,
- udara, pakan, air.
Kontrol yang perlu dilakukan di tingkat peternak dalam kaitannya dengan zoonosis adalah :
- monitoringkesehatan ternak secara rutin,
- memastikan status kesehatan personel kandang,
- memastikan status kesehatan ternak yang akan masuk,
- mengetahui dengan jelas asal dan kualitas pakan ternak, menjaga ternak dan lingkungan peternakan tetap bersih.

Peternakan memegang peranan penting dalam mencegah pencemaran dalam produk ternak yang dihasilkan, karena beberapa zoonosis dapat dicegah di tingkat peternak sehingga tidak terbawa dalam rantai pangan selanjutnya, misalnya dalam kasus antraks, ternak yang terinfeksi dapat dimusnahkan. Walaupun penularan antraks dari ternak ke manusia dapat terjadi melalui beberapa cara, tidak hanya melalui pangan yang tercemar oleh spora antraks. Penularan antraks dapat terjadi karena kontak langsung pada saat pemotongan kejadian, umumnya kejadian antraks pada manusia berkaitan dengan wabah antraks pada ternak, seperti yang dilaporkan pada kasus antraks di Bogor (NOOR et al., 2001).

Beberapa bahaya atau pencemaran biologi pada produk asal ternak dapat dicegah dengan sanitasi yang baik di sepanjang rantai pangan. Dibandingkan dengan bahaya kimia yang dapat dicegah apabila peternak atau pelaku yang terlibat dalam rantai produksi mematuhi peraturan yang berlaku dengan tidak mempergunakan bahan kimia yang dilarang, maka produk ternak yang dihasilkan akan bebas dari cemaran kimia, tidak dipengaruhi oleh sanitasi dan higienitas sepanjang rantai produksi (MURDIATI, 2004).
Penyebaran Zoonosis Melalui Pangan

Penyebaran Zoonosis Melalui Pangan

Telah terjadi perubahan pola penyebaran dan penularan penyakit terutama penyebaran penyakit melalui pangan, karena terjadinya beberapa penubahan perilaku masyarakat secara global yang dengan sendirinya mempengaruhi perhatian dalam mendapatkan pangan yang aman (MACKENZEI et al., 2004; SCHLUNDT et al., 2004). Perubahan tersebut antara lain:

Pola makan 
Makin banyak orang menginginkan pangan yang segar, atau pangan yang hanya sedikit diolah. Memperoleh pangan yang tetap segar jelas merupakan masalah apabila makanan tersebut harus didatangkan dari lokasi yangcukup jauh. Untuk pangan asal ternak, fasilitas pendinginyangbaik diperlukan untuk menjaga pangan tetap segar, selain kecepatan dalam menempuh lokasi yang dituju. Misalnya, untuk transportasi susu segar diperlukan fasilitas pendingin yang cukup baik dibandingkan dengan transportasi susu bubuk.

Transportasi 
Makin baiknya transportasi telah menyebabkan banyaknya orang bepergian dari satu tempat ke tempat lain, dan orang mengharapkan pangan yang sama tersedia di setiap tempat. Sehingga bahan pangan yang sama diharapkan tersedia secara global, akibatnya pencemaran satu bahan pangan dengan cepat tersebar juga secara global. Kasus BSE dan dioksin yangterjadi di Eropa merupakan contoh cepatnya penyebaran bahaya dalam pangan, karena produk telah tersebar luas di luar Eropa.

Makanan siap saji 
Meningkatnya kecenderungan orang untuk makan di luar rumah atau mendapatkan pangan yang slap santap atau slap saji, sehingga tanggung jawab dalam memperoleh makanan yang aman di piring merupakan tanggung jawab kelompok masyarakat yanglebih besar daripada tanggung jawab dalam rumah tangga . Dengan sendirinya, apabila terjadi kasus pencemaran maka jumlah masyarakat yangterkena dampaknya akan lebih banyak, tidak terbatas pada anggota keluarga saja (KOMPAS,2003).

Umumnya infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh cemaran dalam makanan (foodborne disease) selalu dikaitkan dengan bakteri Salmonella dan E. coli. Hal ini ada benarnya karena memang kedua bakteri ini masih merupakan masalah baik di negara yang telah maju ataupun negara berkembang. Pada bulan Mei 2005, di Amerika dilaporkan kejadian kasus Salmonella pada 272 orang dengan satu orang yang meninggal. Dari jumlah orang yang terinfeksi, kasus tersebut lebih besar dari yang terjadi pada tahun 1996 (FoODHACCP, 2005). Selain E. coli sering dianggap sebagai indikator higienitas dari rantai penyedian pangan, dan dengan sendirinya infeksi oleh bakteri tersebut akan tinggi di negara-negara dengan tingkat higienitas yang rendah. Kemampuan hampir semua laboratorium mikrobiologi dalam menentukan bakteri tersebut juga menyebabkan banyaknya laporan kasus infeksi yang disebabkan kedua bakteri tersebut. Di negara yang telah maju dengan kemampuan laboratorium yang lebih baik telah melaporkan beberapa bakteri lain sebagai penyebab foodborne disease, seperti Campylobacterdan Listeria. Di negara berkembang termasuk Indonesia, jurnlah laboratorium yang mampu menentukan bakteri lain penyebab foodborne disease masih terbatas.
PENGGOLONGAN ZOONOSIS

PENGGOLONGAN ZOONOSIS

Penyakit zoonosis terdiri dari berbagai jenis penyakit menular yang secara biologis sangat berbeda satu dengan lainnya. Karena banyaknya penyakit yang yang dapat digolongkan sebagai zoonosis dan karena perbedaan yang kompleks antara penyakit zoonosis yang ada, ada beberapa cara penggolongan penyakit zoonosis, antara lain berdasarkan cara penularan, berdasarkan reservoir utamanya, berdasarkan asal hewan penyebarnya dan berdasarkan agen penyebabnya (SUHARSONO, 2002; SOEJOEDONO, 2004). Berdasarkan agen penyebabnya zoonosis dapat dibedakan atas:

1. Zoonosis yang disebabkan oleh bakteri, misalnya antraks, brucellosis, leptospirosis, tuberkulosis, listeriosis dan salmonelosis,
2. Zoonosis yang disebabkan oleh virus, misalnya rabies, Japanese encephalitis, nipah dan Avian influenza,
3. Zoonosis yang disebabkan oleh parasit misalnya toxoplasmosis, taeniasis dan scabies,
4. Zoonosis yang disebabkan oleh jamur misalnya ringworm,
5. Zoonosis disebabkan oleh penyebab lainnya, misalnya BSE, yang disebabkan oleh prion yaitu suatu molekul protein tanpa asam inti, baik DNA maupun RNA.

Penyakit antraks dapat dikatakan sebagai penyakit zoonosis paling tua yang pernah dilaporkan dan diketahui penyebabnya karena konsumsi daging hewan yang terkena serangan penyakit antraks. Sehingga dapat dikatakan antraks adalah salah satu penyakit zoonosis yang dapat ditularkan melalui pangan. Di Indonesia, antraks pertama kali dilaporkan terjadi di Lampung pada tahun 1884. Pada manusia dikenal tiga bentuk penyakit antraks berdasarkan cara penularannya, yaitu:

a. bentuk kulityang ditularkan melalui kulit terutama kulit yang terluka, karena kontak langsung dengan bakteri antraks,
b. bentuk inhalasi yang ditularkan karena terhisapnya spora antraks yangtersebar sebagai aerosol,
c. bentuk intestinal atau bentuk usus yang terjadi karena penularan secara oral karena konsumsi daging mentah atau pemasakan yang kurang balk dari dagingyangmengandung bakteri antraks.

Berdasarkan asal hewan penularnya, zoonosis dapat dibedakan atas zoonosis yang berasal dari satwa liar, zoonosis dari hewan yang tidak dipelihara, yang ada di sekitar rumah (seperti tikus yang dapat menularkan leptospirosis) dan zoonosis dari hewan yang telah dipelihara oleh manusia, baik yang ditularkan oleh ternak maupun oleh hewan kesayangan (seperti anjing dan kucing). Zoonosis yang ditularkan melalui pangan atau secara spesifik pangan asal ternak adalah salah satu contoh dari zoonosis yang ditularkan melalui hewan yangtelah dipelihara oleh manusia.

Friday

80 lebih Backlink ".edu" dan ".gov"

80 lebih Backlink ".edu" dan ".gov"

Backlink adalah salah satu hal penting untuk membangun SEO sebuah website dan backlink merupakan SEO ofpage. dan berikut saya akan membagikan beberapa backlink gov dan edu. sebenarnya tidak dot edu sama gov saja namun ada dot dot yang lain juga seperti .com, .net, .ca dll tetapi yang mendominasi .gov dan . edu. dan perlu anda ketahui kalau backlink .gov maupun .edu sangat berkualitas dan bisa saja posisi blog anda di serp meningkat namun tanpa artikel berkualitas sangat sulit untuk mencapai itu semua jadi imbangilah SEO OFpage dan ONpage.

Bagaimana cara mendapatkan backlink edu dan gov ?
caranya mudah sekali dengan mengikuti penjelasan di bawah ini !

  1. Pertama klik link aktif di bawah ini
  2. Kemudian Copy link nya di klom URL browser anda
  3. Ganti "kulkuly.blogspot.com" dengan url website anda
  4. buka http://www.pingfarm.com/
  5. Paste URL calon Backlink yang sudah anda ganti dengan URL website anda di kolom Pingfarm
  6. Klik "masping" dan tungggu sampai proses selesai.

fungsi Pingfarm.com adalah supaya url yang anda masukkan di kolom tersebut terindex dan menjadi backlink untuk blog anda.

Berikut link backlink tersebut :
  1. http://www.nhc.noaa.gov/
  2. http://www.hud.gov/
  3. http://datawise.navajocountyaz.gov/
  4. http://www.monroecounty.gov/
  5. http://www.sedonaaz.gov/
  6. http://www.gillettewy.gov/
  7. http://www.cedarparktexas.gov/
  8. http://www.acf.hhs.gov/
  9. http://pandora.nla.gov.au/
  10. http://www.medicare.gov/
  11. http://www.broadbandmap.gov/
  12. http://www.tc.faa.gov/
  13. http://www.weather.gov/
  14. http://www.trade.gov/
  15. http://www.jsc.nasa.gov/
  16. http://imagine.gsfc.nasa.gov/
  17. http://transition.fcc.gov/
  18. http://www.crh.noaa.gov
  19. http://www.senate.gov/
  20. http://www.nws.noaa.gov/
  21. http://www.elpasotexas.gov/
  22. http://www.nhlbi.nih.gov/
  23. http://www.cherokeecounty-nc.gov/
  24. http://www.fws.gov/
  25. http://wwwcf.fhwa.dot.gov/
  26. http://www.nixonlibrary.gov/
  27. http://www.prh.noaa.gov/
  28. http://www.doleta.gov/
  29. http://www.polytrauma.va.gov/
  30. http://spaceflight1.nasa.gov/
  31. http://www.planning.dot.gov/
  32. http://www.newportbeachca.gov/
  33. http://www.daviscountyutah.gov/
  34. http://spaceflight.nasa.gov/
  35. http://wwwcf.fhwa.dot.gov/
  36. http://www.onlinewebcheck.com/
  37. http://www.nixonlibrary.gov/
  38. http://www.jcprd.com/
  39. http://www.prh.noaa.gov/
  40. http://www.idg.com/
  41. http://www.doleta.gov/
  42. http://spaceflight1.nasa.gov/
  43. http://www.planning.dot.gov/
  44. http://www.transtats.bts.gov/
  45. http://www.newportbeachca.gov/
  46. http://www.daviscountyutah.gov/
  47. http://spaceflight.nasa.gov/
  48. http://pajlo.org/
  49. http://orthoinfo.aaos.org/
  50. http://www.vhfa.org/
  51. http://www.fws.gov/
  52. http://www.gov.im/
  53. http://www.senate.gov/
  54. http://www.sba.gov/
  55. http://www.roundrocktexas.gov/
  56. http://h41111.www4.hp.com/
  57. http://www.firstpremier.com/
  58. http://forum.gamexp.ru/
  59. http://www.europac.net/
  60. http://prc.gov/
  61. http://www.bdo.com/
  62. http://www.gov.mb.ca/
  63. http://www.doi.gov/
  64. http://www.cancer.ucla.edu/
  65. http://reports.iupui.edu/
  66. http://www.columbiabasin.edu/
  67. http://www.camincargo.com/ 
  68. http://www.colliermpo.com/
  69. http://www.militaryfranchising.com/
  70. http://www.loreal.com/
  71. http://www.santa-clarita.com/
  72. http://www.y-thai.net/
  73. https://service.cnetservice.net/
  74. http://www.olelo.hawaii.edu/
  75. http://www.usafa.edu/
  76. http://samson.wheaton.edu/ 
  77. http://sunsite3.berkeley.edu:9876/
  78. http://clinton.edu/
  79. http://gop.science.house.gov/
  80. http://senweb03.senate.ca.gov/
Itulah 80 backlink edu dan gov yang bisa anda gunakan untuk blog atau website anda. selamat mencoba !